Panduan Cara Budidaya Jeruk

A. SEJARAH SINGKAT

Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali.


B. SYARAT TUMBUH

B.1. Iklim
  • Kecepatan angin yang lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.
  • Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus.
  • Temperatur optimal antara 25-30 derajat C namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada 38 derajat C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C.
  • Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari.
  • Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%.

B.2. Media Tanam
  1. Tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 727%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik.
  2. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk.
  3. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5–6,5 dengan pH optimum 6.
  4. Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.
  5. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 300.

B.3. Ketinggian Tempat

Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi tergantung pada spesies :
  1. Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900 m dpl.
  2. Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl.
  3. Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300–800 m dpl.
  4. Jenis Siem: 1–700 m dpl.
  5. Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1–700 m dpl.
  6. Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl.
  7. Jenis Purut: 1–400 m dpl.

C. Cara Membudidayakan Jeruk

C.1. Pemilihan Benih

Benih jeruk bermutu adalah benih jeruk bebas dari patogen sistemik tertentu, sama seperti induknya, serta tahapan proses produksinya berdasarkan program pengawasan dan sertifikasi benih yang berlaku. Pilihlah benih yang bermutu : berlabel bebas penyakit, diproduksi dalam polibag, batang atas dan bawah lurus, diameter batang bawah ± 1cm, tinggi tanaman dari dasar polibag 75–100 cm, keragaan optimal (tegar, vigor, daun hijau dan ukurannya normal), dan perakarannya normal.

C.2. Penyiapan lahan dan pemeliharaan Tanaman

a. Pengolahan Tanah dan penanaman jeruk. Bebaskan lahan dari batuan dan pohon besar agar tidak mengganggu pengolahan tanah dan penyebaran cahaya matahari. Buatlah lubang tanam (dalam ± 0,75 m, panjang 0,6 m dan lebar 0,6 m) dan jarak tanam 5 m x 6 m atau 5 m x 5 m. Aturlah baris tanam sejajar dengan arah timur – barat agar penyebaran sinar matahari optimal. Sebagai penutup lubang tanam, campurlah tanah galian lubang + 20 kg bahan organik atau 3 bagian tanah + 1 bagian pasir + 2 bagian pupuk kandang jika tanahnya berat. Tambahkan 1 kg dolomite jika pH tanah < 5,5. Lakukan penanaman pada awal musim hujan agar tanaman cepat beradaptasi dan pasanglah ajir pada setiap pohon agar tanaman tetap tegak saat diterpa angin kencang.

b. Pengaturan cabang jeruk. Agar dicapai pertumbuhan dan produksi optimal, aturlah percabangan sejak dini dengan pola 1 – 3 – 9. Setiap pohon terdiri atas 1 batang utama yang diikuti oleh 3 cabang primer, dan setiap cabang primer diikuti oleh 3 cabang sekunder.

c. Pengairan jeruk. Saat pertumbuhan vegetatif baru, pembungaan dan pembentukan buah berilah pengairan yang cukup. Setelah panen, keringkan lahan sekitar 3 bulan guna merangsang pembungaan.

d. Pemupukan jeruk. Pemupukan adalah penambahan unsur hara ke dalam kebun (pupuk kimia, bahan organik, kapur, dll.) melalui tanah dan daun agar diperoleh keuntungan maksimal tanpa menimbulkan kemerosotan mutu lingkungan yang berarti.

e. Penjarangan Buah jeruk. Penjarangan buah adalah kegiatan menyeleksi dan mengurangi jumlah buah di pohon untuk menghasilkan buah bermutu tinggi dan menjaga stabilitas produksi tanaman. Caranya : sekiitar 4 bulan dari pembungaan sebelum aplikasi pupuk kedua, sisakan 2 buah per tandan menggunakan gunting pangkas. Kriteria buah yang dibuang: cacat, terserang hama penyakit, dan ukurannya paling kecil.

f. Pengendalian Hama Penyakit jeruk. Beberapa hama dan penyakit yang sering menyerang jeruk serta penyebab, gejala, korban dan pengendaliannya adalah sebagai berikut:


Tabel hama jeruk
HAMA
KORBAN
GEJALA
PENGENDALIAN
Kutu loncat (Diaphorina citri.) tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda Tunas keriting, tanaman mati. Menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC) dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350 EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, Selain itu buang bagian yang terserang.
Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.) tunas muda dan bunga Daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa. Menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC, Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC).
Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.) daun muda Alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion (Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion 50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp) tangkai, daun dan buah Bercak keperakperakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation (Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan 25 WP, Dicarbam 50 WP).
Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.) buah Lubang yang mengeluarkan getah. Memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion (Supracide 40 EC) yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.
utu penghisap daun (Helopeltis antonii.) Helopeltis antonii Bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine 50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil (Lannate 25 WP).
Ulat penggerek bunga dan puru buah (Prays sp.) kuncup bunga jeruk manis atau jeruk bes Bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua. unakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate 25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang bagian yang diserang.
Thrips (Scirtotfrips citri.) tangkai dan daun muda elai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang disertai nekrotis. Menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif Difocol (Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas.
Kutu dompolon (Planococcus citri.) tangkai buah Berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos (Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yang dapat memindahkan kutu.
Lalat buah (Dacus sp.) buah yang hampir masak Lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe (Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol atau protein Hydrolisate.
Kutu sisik (Lepidosaphes beckii Unaspis citri.) daun, buah dan tangkai Daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun. Pada gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang kering dan kulit retak buah gugur. Gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon 45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos (Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC).
Kumbang belalai (Maeuterpes dentipes.) daun tua pada ranting atau dahan bagian bawah Daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati. Perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran. Kemudian gunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G).


Tabel penyakit jeruk
PENYAKIT
PENYEBAB
KORBAN
GEJALA
PENGENDALIAN
CVPD acterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. silinder pusat (phloem) batang Daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan sanitasi kebun yang baik.
Tristeza Virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah jeruk Japanese citroen Lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan terhambat. Perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang, kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide atau Cascade.
Woody gall (Vein Enation) Virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus, Aphis gossypii. Jeruk nipis, manis, siem, Rough lemon dan Sour Orange Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun di permukaan daun. Gunakan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi lingkungan.
Blendok Jamur Diplodia natalensis. batang atau cabang Kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam setahun.
Embun tepung Jamur Odidium tingitanium. daun dan tangkai muda Tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot 25 EC).
Kudis Jamur Sphaceloma fawcetti. daun, tangkai atau buah Bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate /Benomyl (Benlate).
Busuk buah Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. buah Terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan bagian bawah pohon.
Busuk akar dan pangkal batang Jamur Phyrophthoranicotianae. akar dan pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan berwarna kuning Tunas tidak segar, tanaman kering. Pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah.
Buah gugur prematur Jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. buah dan bunga Dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol.
Jamur upas Upasia salmonicolor. batang Retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi.
Kanker Bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. daun, tangkai, buah Bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah dengan diameter 3-5 mm. Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida. Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun adalah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm Streptomycin selama 1 jam.


C.3. Panen

1. Ciri dan Umur PanenBuah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya.

2. Cara Panen
Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas.

3. Perkiraan Produksi
Rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun, kadang-kadang sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis yang dapat mencapai 40 ton/ha.

C.4. Pasca-panen

1. Pengumpulan
Di kebun, buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih. Pisahkan buah yang mutunya rendah, memar dan buang buah yang rusak. Sortasi dilakukan berdasarkan diameter dan berat buah yang biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A adalah buah dengan diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D memiliki diameter dan berat
terkecil.

2. Penyortiran dan Penggolongan
Setelah buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan dari buah yang busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai dengan ukuran dan jenisnya.

3. Penyimpanan
Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan bersih dengan temperatur ruangan 8-10 derajat C.

4. Pengemasan
Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu tebal yang tidak terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus untuk ekspor. Pengepakan jangan terlalu padat agar buah tidak rusak. Buah disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat bergerak. Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg.